Biografi Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta dan Penggerak Indonesia Mengajar
Kiprah tokoh satu ini sudah banyak melintang di dunia pendidikan dan politik mesti tak bergabung di salah satu partai politik, ia adalah Anies Rasyid Baswedan, S.E., M.P.P., Ph.D yang saat ini dipercaya menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Nah seperti apa sosok dan kiprahnya dalam dunia pendidikan, berikut biografi lengkap Anies Baswedan.
Anies lahir di Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969, adalah seorang akademisi pendidikan dan juga politikus Indonesia yang kini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk periode 2017 hingga 2022.
Anies merupakan cucu
dari pejuang kemerdekaan Abdurrahman Baswedan. Salah satu gerakan di Inisiasi Anies adalah gerakan
Indonesia Mengajar dan menjadi rektor
termuda yang pernah dilantik oleh sebuah perguruan tinggi di Indonesia pada
tahun 2007, saat menjadi Rektor Universitas Paramadina pada usia 38 tahun.
Ia pernah menjabat
sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk Kabinet
Kerja sejak tanggal 26 Oktober 2014 sampai dirinya digantikan oleh Muhadjir
Effendy dalam perombakan kabinet pada tanggal 27 Juli 2016.
Anies bersama Sandiaga
Uno memenangkan pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta pada 2017 dalam dua
putaran. Diusung oleh Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera, pasangan
ini menang dengan mengumpulkan 57,95% suara. Anies memulai masa jabatannya
sebagai Gubernur DKI Jakarta pada bulan Oktober 2017.
Pendidikan
Setelah lulus SD, Anies
diterima di SMP Negeri 5 Yogyakarta. Dia bergabung dengan Organisasi Siswa
Intra Sekolah (OSIS) di sekolahnya, dan menduduki jabatan sebagai pengurus
bidang humas yang dijuluki sebagai "seksi kematian," karena tugasnya
mengabarkan kematian. Anies juga pernah ditunjuk menjadi ketua panitia tutup
tahun di SMP-nya.
Lulus dari SMP, Anies
meneruskan pendidikannya di SMA Negeri 2 Yogyakarta. Dia tetap aktif
berorganisasi hingga terpilih menjadi Wakil Ketua OSIS dan mengikuti pelatihan
kepemimpinan bersama tiga ratus orang Ketua OSIS se-Indonesia. Hasilnya, Anies
terpilih menjadi Ketua OSIS se-Indonesia pada tahun 1985.[7] Pada tahun 1987,
dia terpilih untuk mengikuti program pertukaran pelajar AFS dan tinggal selama
setahun di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat. Program ini membuatnya menempuh masa SMA
selama empat tahun dan baru lulus pada tahun 1989.
Sekembalinya ke
Yogyakarta, Anies mendapat kesempatan berperan di bidang jurnalistik. Ia
bergabung dengan program Tanah Merdeka di Televisi Republik Indonesia cabang
Yogyakarta dan mendapat peran sebagai pewawancara tetap tokoh-tokoh nasional.
Anies diterima masuk di
Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dia tetap aktif
berorganisasi, bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan menjadi
salah satu anggota Majelis Penyelamat Organisasi HMI UGM.
Di fakultasnya, Anies
menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa dan ikut membidani kelahiran kembali
Senat Mahasiswa UGM setelah pembekuan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Dia terpilih menjadi Ketua Senat Universitas pada kongres tahun
1992 dan membuat beberapa gebrakan dalam lembaga kemahasiswaan. Anies membentuk
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai lembaga eksekutif memosisikan senat
sebagai lembaga legislatif yang disahkan oleh kongres pada tahun 1993.
Masa kepemimpinannya
juga ditandai dengan dimulainya gerakan berbasis riset, sebuah tanggapan atas
tereksposnya kasus BPPC yang menyangkut putra Presiden Soeharto, Hutomo Mandala
Putra. Anies turut menginisiasi
demonstrasi melawan penerapan Sistem Dana Sosial Berhadiah pada bulan November
1993 di Yogyakarta.
Pada tahun 1993, Anies
mendapat beasiswa dari JAL Foundation untuk mengikuti kuliah musim panas di
Sophia University, Tokyo dalam bidang kajian Asia. Beasiswa ini ia dapatkan
setelah memenangkan sebuah lomba menulis mengenai lingkungan.
Setelah lulus kuliah,
Anies bekerja di Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi UGM, sebelum mendapat
beasiswa Fulbright dari AMINEF untuk melanjutkan kuliah masternya dalam bidang
keamanan internasional dan kebijakan ekonomi di School of Public Affairs,
University of Maryland, College Park pada tahun 1997. Ia juga dianugerahi
William P. Cole III Fellow di universitasnya, dan lulus pada bulan Desember
1998.
Sesaat setelah lulus
dari Maryland, Anies kembali mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya
dalam bidang ilmu politik di Northern Illinois University pada tahun 1999. Dia
bekerja sebagai asisten peneliti di Office of Research, Evaluation, and Policy
Studies di kampusnya, dan meraih beasiswa Gerald S. Maryanov Fellow,
penghargaan yang hanya diberikan kepada mahasiswa NIU yang berprestasi dalam
bidang ilmu politik pada tahun 2004.
Disertasinya yang
berjudul Regional Autonomy and Patterns of Democracy in Indonesia
menginvestigasi efek dari kebijakan desentralisasi terhadap daya respon dan
transparansi pemerintah daerah serta partisipasi publik, menggunakan data
survei dari 177 kabupaten/ kota di Indonesia.[12] Dia lulus pada tahun 2005.
Keluarga
Anies merupakan cucu dari pejuang nasional Abdurrahman Baswedan, seorang jurnalis dan diplomat yang pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Penerangan pada masa revolusi fisik. Kedua orang tuanya berasal dari kalangan akademis.
Ayahnya, Drs. Rasyid Baswedan, merupakan dosen di Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, sementara ibunya, Prof. Dr. Aliyah Rasyid, M.Pd. merupakan guru besar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta.
Anies menikah dengan Fery Farhati Ganis, seorang sarjana psikologi dari Universitas Gadjah Mada pada tanggal 11 Mei 1996. Fery mendapat gelar magisternya dalam bidang parenting education dari Northern Illinois University. Pasangan ini dikaruniai empat orang anak: Mutiara Annisa, Mikail Azizi, Kaisar Hakam dan Ismail Hakim.
Karier
Dalam berbagai
kesempatan, Anies Baswedan selalu mengatakan ada tiga hal yang ia jadikan
pedoman dalam memilih karier, yaitu apakah secara intelektual dapat tumbuh,
apakah masih dapat menjalankan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga, dan
apakah mempunyai pengaruh sosial.
Peneliti Pusat
Antar-Universitas Studi Ekonomi UGM
Selesai program Strata
1 (S1) di Fakultas Ekonomi UGM, Anies Baswedan sempat berkarier sebagai
peneliti dan koordinator proyek di Pusat Antar-Universitas Studi Ekonomi UGM.
Kariernya di sana tidak berlangsung lama, sebab pada 1996 ia mendapatkan beasiswa
program master ke Amerika Serikat.
Manajer Riset IPC, Inc,
Chicago
Selesai mengambil
kuliah doktor pada tahun 2004, karena tidak memiliki uang untuk kembali ke
tanah air, Anies sempat bekerja sebagai manajer riset di IPC, Inc. Chicago,
sebuah asosiasi perusahaan elektronik sedunia.
Kemitraan Untuk
Reformasi Tata Kelola Pemerintahan
Ia kemudian bergabung
dengan Kemitraan untuk Reformasi Tata Kelola Pemerintahan sebuah lembaga
non-profit yang berfokus pada reformasi birokrasi di beragam wilayah di Indonesia
dengan menekankan kerjasama antara pemerintah dengan sektor sipil. Hal ini
tentu saja tidak lepas dari kepeduliannya terhadap demokrasi, otonomi daerah,
dan desentralisasi seperti tertuang dalam disertasi dan artikel-artikelnya di
beragam jurnal dan media.
Direktur Riset
Indonesian Institute Center
Ia kemudian menjadi
direktur riset The Indonesian Institute. Ini merupakan lembaga penelitian
kebijakan publik yang didirikan pada Oktober 2004 oleh aktivis dan intelektual
muda yang dinamis. Kariernya di The Indonesian Institute tentu tidak terlepas
dari latar belakang pendidikannya di bidang kebijakan publik.
Rektor Universitas
Paramadina
Pada 15 Mei 2007, Anies
Baswedan menemui momen penting dalam kariernya. Ia dilantik menjadi Rektor
Universitas Paramadina, menggantikan posisi yang dulu ditempati oleh
cendekiawan Muslim, Nurcholish Madjid atau biasa disapa dengan Cak Nur, yang
juga merupakan pendiri universitas tersebut. Dilantiknya Anies menjadi rektor
membuatnya tercatat sebagai rektor termuda di Indonesia, di mana saat itu
usianya baru menginjak 38 tahun.
Anies terkesan dengan pidato Joseph Nye, Dekan Kennedy School of Government di Harvard University, yang mengatakan salah satu keberhasilan universitasnya adalah “admit only the best” alias hanya menerima yang terbaik. Dari sinilah Anies kemudian menggagas rekrutmen anak-anak terbaik Indonesia. Strategi yang kemudian dikembangkan Anies Baswedan adalah mencanangkan Paramadina Fellowship atau beasiswa Paramadina.
Beasiswa itu meliputi
biaya kuliah, buku, dan biaya hidup. Paramadina Fellowship adalah perwujudan
idealisme dengan bahasa bisnis. Hal ini dilakukan karena kesadaran bahwa dunia
pendidikan dan bisnis memiliki pendekatan yang berbeda.
Untuk mewujudkan itu
Anies mengadopsi konsep penamaan mahasiswa yang sudah lulus seperti yang biasa
digunakan di banyak Universitas di Amerika Utara dan Eropa. Caranya, titel
seorang lulusan universitas tersebut mencantumkan nama sponsornya. Misalnya
jika seorang mahasiswa mendapatkan dana dari Mien R. Uno (seorang pendonor)
maka mahasiswa tersebut diwajibkan menggunakan titel Paramadina Mien R. Uno
fellow.
Strategi Paramadina
Fellowship ini menunjukkan dampak yang sangat positif. Kini bahkan 25% dari
sekitar 2000 mahasiswa Universitas Paramadina berasal dari beasiswa ini. Tentu
ini sumbangsih penting bagi dunia pendidikan Indonesia di tengah mahalnya biayanya
pendidikan tinggi.
Gebrakan lain yang
dilakukan oleh Anies Baswedan di universitas yang ia pimpin adalah pengajaran
antikorupsi di bangku kuliah. Hal ini didasari karena Anies menganggap bahwa
salah satu persoalan bangsa ini adalah praktik korupsi. Karena itu ia
berinisiatif membuat mata kuliah wajib antikorupsi. Yang diajarkan dalam mata
kuliah ini mulai kerangka teoretis sampai laporan investigatif tentang praktik
korupsi.
Ketua Yayasan Gerakan
Indonesia Mengajar
Gagasan ini sebenarnya
berawal ketika Anies Baswedan masih menjadi mahasiswa UGM sekitar dekade
1990-an. Pada masa itu, ia bergaul dan belajar banyak dari seorang mantan
rektor UGM periode 1986-1990, Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri (Pak Koes).
Pada tahun 1950an, Pak
Koes menginisiasi sebuah program bernama Pengerahan Tenaga Mahasiswa (PTM),
yakni sebuah program untuk mengisi kekurangan guru SMA di daerah, khususnya di
luar Jawa. Dalam beberapa kasus, PTM ini justru mendirikan SMA baru dan pertama
di sebuah kota kabupaten.
Pak Koes adalah
inisiator sekaligus salah satu dari 8 orang yang menjadi angkatan pertama PTM
ini. Dia berangkat ke Kupang dan bekerja di sana selama beberapa tahun.
Sepulangnya dari
Kupang, ia mengajak serta 3 siswa paling cerdas untuk kuliah di UGM. Salah
satunya adalah Adrianus Mooy yang di kemudian hari menjadi Gubernur Bank
Indonesia. Cerita penuh nilai dari PTM inilah salah satu sumber inspirasi bagi
Indonesia Mengajar.
Selepas dari UGM, Anies
Baswedan mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Amerika Serikat.
Tinggal, belajar dan bekerja di sana membuatnya memahami bahwa anak-anak
Indonesia membutuhkan kompetensi kelas dunia untuk bersaing di lingkungan
global.
Tetapi, kompetensi
kelas dunia saja tak cukup. Anak-anak muda Indonesia harus punya pemahaman
empatik yang mendalam seperti akar rumput meresapi tanah tempatnya hidup. Semua
proses di atas, secara perlahan membentuk ide besar Gerakan Indonesia Mengajar.
Konstruksi dasarnya mulai terumuskan pada pertengahan 2009.
Ketika itu, Anies
mendiskusikan dan menguji idenya pada berbagai pihak. Gagasan ini kemudian siap
mewujud ketika beberapa pihak berkenan menjadi sponsor. Proses untuk mendesain
dan mengembangkan konsep Indonesia Mengajar pun dimulai pada akhir 2009, dengan
membentuk tim kecil yang kemudian berkembang hingga menjadi organisasi seperti
sekarang ini. Sampai saat ini pun, Anies
Baswedan merupakan salah satu pendiri dan juga Ketua Yayasan Gerakan Indonesia
Mengajar.
Peserta Konvensi Capres
Partai Demokrat
Setelah bertahun-tahun
bergelut dalam gerakan sosial, Anies Baswedan terpanggil untuk memasuki dunia
politik. Ia diundang untuk terlibat mengurus negeri dengan mengikuti konvensi
Demokrat pada 27 Agustus 2013. Anies menerima undangan tersebut dengan ikhtiar
untuk ikut melunasi Janji Kemerdekaan.
Seperti dikutip dari Wikipedia, Anies Baswedan bersama 11 orang lainnya; Ali
Masykur Musa, Dahlan Iskan, Dino Patti Djalal, Endriartono Sutarto, Gita
Wirjawan, Hayono Isman, Irman Gusman, Marzuki Alie, Pramono Edhie Wibowo dan
Sinyo Harry Sarundajang mengikuti Konvensi Calon Presiden dari Partai
Demokrat[18].
Semangat melunasi janji
kemerdekaan itulah yang merupakan misi Anies untuk negeri ini. Bagi Anies apa
yang tercantum di Pembukaan UUD 1945 bukan sebuah cita-cita melainkan sebuah
janji yang harus dilunasi.
“Janji itu adalah
melindungi, menyejahterakan, mencerdaskan, dan membuat keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.
Ia menilai janji-janji
tersebut harus dilunasi oleh seluruh warga negara, termasuk dirinya. Ia
meyakini konvensi ini sebagai sebuah panggilan tanggung jawab dan kehormatan.
Ia mengatakan bahwa dirinya memilih untuk terlibat dan turun tangan melunasi
janji kemerdekaan.
Sikap Anies tersebut
dinyatakan secara resmi dalam deklarasi Konvensi Partai Demokrat pada 15
September 2013 di Hotel Sahid Jaya, Jakarta. Dalam kesempatan tersebut ia mendeklarasikan
sebuah gagasan yang diberi judul “Indonesia Kita Semua”.
Gagasan tersebut
mengajak semua orang untuk ikut terlibat mengurus negeri, ikut turun tangan.
Gagasan ini ia buktikan dengan membuat Gerakan Turun Tangan yang dalam setahun
berhasil mengumpulkan lebih dari 30.000 relawan tanpa bayaran.
Debat Konvensi
Anies yang bukan kader
Demokrat, mengikuti seluruh rangkaian Konvensi sampai selesai. Beberapa
rangkaian konvensi antara lain adalah Debat Bernegara Konvensi Partai Demokrat,
yang diadakan antara lain di:
Debat Konvensi di Medan
Dalam debat perdana
yang digelar di Istana Maimun, Medan (22/1/2014), Anies mengungkapkan beberapa
inisiatif. Salah satunya adalah idenya untuk merelokasi kantor BUMN ke
daerah-daerah. Menurutnya distribusi pertambahan ekonomi harus merata. Relokasi
BUMN adalah salah satu caranya.
Pada kesempatan ini
Anies juga menorehkan sejarah politik bersih dengan didukung oleh
relawan-relawan tanpa bayaran dan tidak mengotori kota dengan spanduk-spanduk.
Relawan ini merupakan Relawan TurunTangan yang mendukung Anies untuk menjadi
presiden. Anies terus melanjutkan tradisi ini sampai berakhirnya konvensi.
Debat Konvensi di
Palembang
Gelaran debat konvensi
yang kedua dilakukan di Palembang Sport Convention Center, Palembang
(25/1/2014). Dalam debat kedua tersebut Anies menekankan pembangunan dan
pemerataan ekonomi sampai ke desa. Ia menekankan bahwa pemerataan ekonomi bisa
tercapai jika pembangunan infrastruktur di desa seperti listrik, jalan, serta
irigasi dapat dibangun dengan baik.
Debat Konvensi di
Bandung
Dalam debat ketiga
konvensi di Hotel Harris, Bandung (5/2/2014) Anies mengungkapkan konsep
kepemimpinan yang akan ia usung. Menurutnya konsep kepemimpinan yang pas adalah
konsep kepemimpinan seperti main angklung, artinya setiap orang terlibat turun
tangan, sementara pemimpin menggerakkan dan membuat harmoni.
Debat Konvensi di
Surabaya
Anies mengungkapkan
beberapa gagasan pada debat di Grand Mall, Surabaya (12/2/2014). Ia menyikapi
siaran televisi yang kurang mendidik. Menurutnya yang bisa dilakukan adalah
meminta para sponsor untuk berhenti menyokong acara tersebut. Dengan begitu
menurutnya acara yang muncul nantinya adalah acara-acara yang berkualitas.
Sebelum pelaksanaan
debat, Anies juga meluncurkan strategi politiknya yang ia namakan dengan
"Indonesia 1945". Angka 1945 sendiri merupakan akronim dari 1
semangat, 9 pekerjaan, 4 janji kemerdekaan, dalam 5 tahun. Strategi politik itu
adalah ikhtiar Anies untuk ikut melunasi janji kemerdekaan yang telah disusun
oleh para pendiri republik ini.
Debat Konvensi di Bali
Anies berfokus pada
masalah kesehatan saat melakukan debat di Hotel Aston, Bali (18/2/2014).
Menurutnya anggaran kesehatan Bali harus dinaikkan karena saat ini hanya
anggaran kesehatan per kapita hanya sebesar Rp 20.000, - yang tergolong sangat
kecil. Faktor kesehatan ini harus jadi fokus utama dalam pembangunan di Bali.
Selain soal kesehatan
Anies juga menilai yang patut menjadi perhatian adalah sektor pariwisata. Anies
mengusulkan agar kredit untuk usaha pariwisata dapat dipermudah sehingga dapat
mengembangkan industri ini.
Debat Konvensi di
Balikpapan
Dalam debat yang
dilaksanakan di Balikpapan (22/2/2014) Anies banyak menyoroti masalah
perbatasan. Menurutnya ada tiga kunci pokok dalam permasalahan perbatasan.
Pertama, harus sadar di manapun berada sama dekatnya dengan di Indonesia.
Kedua, pastikan saudara kita yang berada di perbatasan juga tercukupi
kebutuhannya. Ketiga, gabungan antara transportasi, pendidikan, dan kesehatan.
Menurutnya tiga kunci itu penting untuk masalah perbatasan di Indonesia.
Debat Konvensi di Bogor
Anies kembali
menegaskan komitmennya untuk peningkatan kualitas manusia dalam debat di Puri
Begawan, Bogor (2/3/2014). Menurut Anies kunci kemajuan bangsa ada pada
kualitas manusianya. Dalam debat ini ia juga menekankan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat dan meningkatkan aktivitas padat karya.
Debat Konvensi di
Makassar
Dalam debat yang
dilaksanakan di Makassar (5/3/2014) Anies menegaskan komitmennya untuk
mereformasi lembaga penegak hukum. Menurutnya ada beberapa langkah yang bisa
dilakukan untuk mewujudkan reformasi di tubuh lembaga hukum. Yang utama adalah
mengembalikan kepercayaan masyarakat pada lembaga penegak hukum dengan
menempatkan orang-orang baik dan berkompeten pada lembaga-lembaga tersebut.
Debat Konvensi di Ambon
Anies mengemukakan
empat gagasan untuk Maluku dalam debat konvensi yang dilakukan di Islamic
Center, Ambon (11/3). Pertama, dibangun infrastruktur transportasi. Kedua,
pengadaan listrik di semua pulau di Maluku. Ketiga, pastikan akses kredit pada
usaha mikro. Keempat, pengembangan manajemen artinya pengembangan kualitas
manusianya.
Debat Konvensi di
Jakarta
Rangkaian debat
konvensi ditutup dengan debat di Sahid Hotel, Jakarta (27/4/2014). Dalam
kesempatan ini Anies menegaskan kembali bahwa keikutsertaannya mengikuti
konvensi Demokrat adalah ikhtiar untuk ikut turun tangan ikut melunasi Janji
Kemerdekaan.
Penggagas Gerakan
TurunTangan
Anies Baswedan mendirikan Gerakan Turun Tangan sebagai sebuah ikhtiar mengajak semua orang terlibat melunasi janji kemerdekaan. TurunTangan mengajak semua orang untuk ikut terlibat mengurus negeri ini dengan mendorong orang baik mengelola pemerintahan.
Gerakan ini didirikan Anies pada Agustus 2013 dengan semangat
gerakan kerelawanan tanpa bayaran. Sampai Juli 2014, relawan yang berhasil
dikumpulkan sebanyak 35.000 lebih relawan.
TurunTangan banyak bergerak di kegiatan sosial politik. Gerakan ini mendorong anak-anak muda di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam gerakan politik. TurunTangan didukung oleh sebuah platform online yang beralamat di turuntangan.org. Ini adalah platform pertama berbasis gerakan relawan.
Platform ini membantu relawan
mencari, mengumpulkan, dan menggerakkan para sukarelawan di lokasi di seluruh
Indonesia atau berdasarkan keahlian masing-masing. Sistem pengelolaan relawan
ini juga didukung melalui e-mail dan SMS untuk mengundang para sukarelawan
aktif dalam pelatihan sukarelawan di berbagai daerah.
Berbeda dengan gerakan lain, TurunTangan tak hanya sekadar mendorong Anies namun juga menciptakan sebuah politik yang sehat. Dalam kampanye pilpres misalnya TurunTangan terus mendorong agar masyarakat kritis dalam menyikapi pilihan yang ada.
Gerakan ini
juga mendorong agar kampanye dilakukan secara sehat tanpa ada kampanye hitam.
Hal ini misalnya dilakukan oleh TurunTangan wilayah Bandung yang mengajak para
simpatisan capres-cawapres di Pilpres 2014 melakukan kampanye sehat.
Juru Bicara Pasangan
Capres-Cawapres Jokowi-Jusuf Kalla (JK)
Komitmen Anies Baswedan
untuk ikut turun tangan mendorong orang-orang baik ia lanjutkan dengan membantu
pasangan capres-cawapres Jokowi-JK dalam pilpres 2014. Anies membantu pasangan
nomor urut dua dalam Pilpres 2014 ini dengan menjadi juru bicara pasangan
tersebut.
Jokowi mengungkapkan
bahwa kehadiran Anies sangat penting dalam tim pemenangannya. Oleh sebab itu ia
meminta bantuan Anies untuk bergabung dengan timnya. Bagi Jokowi, Anies adalah
sosok muda yang inspiratif dan dekat dengan kaum muda. Karena alasan tersebut
Mantan Wali kota Solo ini meminta Anies untuk membantu dirinya dan JK dengan
menjadi Juru Bicaranya.
Anies sendiri
menyatakan alasannya mendukung Jokowi-JK dengan berperan menjadi juru bicara
pasangan tersebut dengan menginformasikan keputusannya pada ribuan relawan
pendukungnya. Anies menginformasikan pilihannya mendukung Jokowi-JK dengan
mengirimkan sebuah e-mail berjudul “Pilihan Saya”.
Dalam email tersebut
Anies menyatakan bahwa pasangan Jokowi-JK yang paling mungkin menghadirkan
terobosan. Baginya Jokowi adalah sosok muda yang bisa melakukan terobosan.
Sementara itu JK ia kenal sebagai tokoh senior yang memiliki rekam jejak terobosan
dalam karya-karyanya.
Pada 22 Juli 2014, KPU
merilis hasil rekapitulasi suara dan menetapkan Jokowi-JK sebagai pemenang
pemilu. Jokowi-JK meraih 53,15% suara, mengalahkan pasangan Prabowo-Hatta yang
meraup 46,85% suara. Setelah kemenangan Jokowi-JK, Anies Baswedan dipercaya
oleh pasangan tersebut untuk menjadi Deputi Kantor Transisi Jokowi-JK.
Deputi Kantor Transisi
Jokowi-JK
Pasca dinyatakan
memenangkan pemilu presiden oleh KPU pada 22 Juli 2014. Pasangan Jokowi-JK
meminta Anies untuk menjadi salah satu Deputi Rumah Transisi Jokowi-JK. Rumah
transisi tersebut ditujukan untuk menyiapkan kabinet dan menyempurnakan program
sebelum pengangkatan resmi Jokowi-JK sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
Anies menjadi Deputi
bersama Wakil Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Sekretaris Tim Pemenangan I Andi
Widjajanto (Akademisi UI), dan Sekretaris Tim Pemenangan II Akbar Faizal
(Politisi Partai Nasdem). Kantor Transisi ini diketuai oleh Rini M. Soemarno
yang merupakan Menteri Perindustrian dan Perdagangan era pemerintahan Presiden
Megawati
Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia (2014-2016)
Sepak terjang Anies
Baswedan di bidang pendidikan membuatnya diberi amanat menjadi Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Kerja Jokowi-JK periode 2014-2019 sejak 27
Oktober 2014.
Anies merupakan salah
satu menteri yang datang dari kalangan profesional di Kabinet Kerja. Pada
Kabinet Kerja Jokowi-JK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dipecah menjadi
dua, yaitu Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah serta
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang merupakan gabungan
Kementerian Riset dan Teknologi dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kemdikbud sebelumnya. Akan tetapi Kementerian yang dipimpin Anies pada akhirnya
mempertahankan nama resminya sebagai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Anies menilai bahwa
pendidikan adalah kunci peningkatan kualitas manusia. Ia merasa peningkatan
kualitas pendidikan akan terjadi dengan meningkatkan kualitas guru. Menurutnya
pendidikan adalah interaksi antar manusia di mana peran guru menjadi begitu
sentral. Peningkatan kualitas guru adalah salah satu hal yang ingin ia lakukan
selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
Dalam pidato pertamanya
dalam Pertemuan dengan Kepala Dinas Pendidikan Pemerintah Daerah se-Indonesia,
Anies mengatakan bahwa Pendidikan Indonesia berada dalam Kondisi Gawat Darurat.
Kondisi itu dikarenakan berbagai faktor, mulai dari infrastuktur, kompetensi
guru, serta suap-menyuap dan menyuarakan agar Pemerintah Pusat dan Daerah
bersama-sama dapat turun tangan menyelesaikan masalah.
Pada bulan Oktober 2014
Anies mengatakan fokus untuk memperbaiki kekurangan di tiga bidang. Anies
mengakui bahwa ketiga kebijakan tersebut sering menjadi pro dan kontra dan
pembicaraan di masyarakat. Kebijakan tersebut adalah pelaksanaan Ujian Nasional
(UN), Kurikulum 2013 dan sertifikasi guru.
Gebrakan nya selama
menjabat Mendikbud yaitu:
- Menunda pelaksanaan Kurikulum 2013 dan mengembalikannya ke Kurikulum 2006, serta menerapkan Kurikulum 2013 pada jumlah sekolah yang terbatas. Faktor kebijakan ini yaitu ketidaksiapan implementasi kurikulum dan banyaknya keluhan siswa, guru dan orang tua siswa, Akan tetapi suara penolakan datang dari Mendikbud sebelumnya Moh. Nuh sampai memancing keributan di Media, beberapa sekolah dan guru yang memang sudah berhasil sehingga menimbulkan kebingungan penerapannya di Dinas Pendidikan Daerah, serta penolakan DPR karena dianggap penghapusan tanpa kajian dan komunikasi dengan DPR, karena penghapusan berimplikasi dengan anggaran.
- Mengubah Ujian Nasional
bukan sebagai tolak ukur kelulusan, tetapi hanya sebagai pemetaan pemerataan
kualitas pendidikan daerah. Selain itu juga Anies membentuk Indeks Integritas
Ujian Nasional untuk mengukur kejujuran siswa setiap daerah. Nilai UN juga
dilengkapi penjelasan, bukan hanya sekadar nilai. Tujuan besarnya yaitu membuat
UN tidak sebagai hal yang menakutkan lagi.
- Program Uji Kompetensi
Guru dan Sertifikasi Guru untuk meningkatkan kompetensi guru
- Membentuk Direktorat Keayahbundaan untuk menguatkan peran orang tua dalam mendidik anak
-Menghapus Masa Orientasi Sekolah yang dilakukan oleh Siswa/OSIS dan digantikan oleh Pengenalan Lingkungan Sekolah dari Pihak Sekolah. Hal ini dilakukan untuk mengurangi perpeloncoan oleh kakak kelas.
- Mengangkat Direktur Jenderal Kebudayaan berasal dari Non-PNS secara lelang terbuka, yaitu Hilman Farid (Aktivis Kebudayaan)
-Mengangkat Mantan Jaksa
KPK sekaligus Kabiro Hukum KPK yang terkenal dalam Praperadilan Kasus Budi
Gunawan, Catharina Girsang, sebagai Staf Ahli bidang Regulasi Pendidikan dan
Kebudayaan, dilakukan untuk meninjau dan menyederhanakan berbagai aturan di
Kemendikbud.
Kampanye Gerakan
-
e- - Menggelorakan kembali Konsep Pendidikan
Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia untuk membuat sekolah tempat
yang menyenangkan
-
G - Gerakan Memuliakan Guru. Dengan cara
mengajak orang-orang dewasa menemui guru saat hari guru untuk menghormatinya,
dan berbagai kerjasama Kemdikbud dengan BUMN dan Swasta untuk memberikan
kemudahan, diskon harga dan semacamnya bagi Guru.
- - Gerakan Membaca 15 Menit sebelum Mulai
Pelajaran untuk Mendorong Minat Baca.-
- - Mengantar Anak Hari Pertama Sekolah bagi
Orangtua Murid. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan ikatan emosional orang tua
dengan sekolah dan juga anaknya.
Berbagai tantangannya
dalam pelaksanaan tugas yaitu salah satunya Kekerasan Anak di Sekolah maupun
Kekerasan Seksual pada Anak yang sampai menyita perhatian nasional dalam
berbagai kasus kriminal diberbagai daerah.
Anies pun mengeluarkan berbagai Permendikbud
dalam rangka menciptakan rasa aman di sekolah. Selain itu masalah administrasi
Guru Honorer K2 yang permasalahnnya sudah berlangsung lama juga mencuat.
Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer dalam pelaksanaannya juga masih
banyak mengalami kendala teknis meskipun secara keseluruhan sukses.
Pada perombakan Kabinet
Kerja tanggal 27 Juli 2016, Anies Baswedan digantikan oleh Muhadjir Effendy,
Rektor Universitas Muhammadiyah Malang. Publik menyayangkan keputusan Presiden
ini dan ditengarai bahwa pergantian ini murni akomodasi politik bukan karena
faktor kinerja. Ada anggapan lain juga Anies mempunyai visi politik yang
berbeda dengan Presiden Jokowi dan melakukan konsolidasi untuk Pemilu 2019,
meskipun tuduhan ini disangkalnya. Anies
dituduh juga sedikit melenceng dari visi Presiden yaitu kurang memprioritaskan
program presiden Kartu Indonesia Pintar.
Melunasi Janji
Kemerdekaan
Dalam perspektif Anies
Baswedan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 negara ini tak hanya sedang
bercita-cita, melainkan sedang berjanji.
Menurutnya Republik ini
dibangun dengan ikatan janji, ia menyebutnya Janji Kemerdekaan. Janji
kemerdekaan itu diantaranya janji perlindungan, kesejahteraan, pencerdasan dan
peran global pada setiap anak bangsa. Menurutnya masih banyak masyarakat yang belum
dilunasi janji kemerdekaannya. Baginya pelunasan janji itu tidak hanya tanggung
jawab konstitusional negara dan pemerintah, melainkan tanggung jawab moral
setiap anak bangsa yang telah mendapat pelunasan janji yakni telah terlindungi,
tersejahterakan, dan tercerdaskan.
Untuk melunasi janji
kemerdekaan tersebut, maka Anies Baswedan memiliki beberapa pemikiran dan
inisiatif yang ia wujudkan dengan beberapa pihak yang bersama-sama bersedia
turun tangan.
Tenun Kebangsaan
Salah satu janji
kemerdekaan yang banyak mendapat perhatian saat ini adalah soal janji
perlindungan untuk setiap warga negara. Hal ini terkait dengan beberapa
tindakan yang mendiskriminasikan minoritas. Menurut Anies Baswedan Republik ini
dirancang untuk melindungi setiap warga negara.
Ia mengilustrasikan
Republik ini sebagai sebuah tenun kebangsaan yang dirajut dari kebhinekaan
suku, adat, agama, keyakinan, bahasa, geografis yang sangat unik. Kekerasan
atas nama apapun akan merusak tenun tersebut.
Dalam soal perlindungan
terhadap warga negara atas kekerasan yang kerap terjadi menurut Anies Baswedan
harus dilihat sebagai warga negara menyerang warga negara lainnya, terjadi
bukan soal mayoritas lawan minoritas. Menurutnya negara tidak bisa mengatur
perasaan, pikiran, ataupun keyakinan warga negaranya. Namun, negara sangat bisa
mengatur cara mengekspresikannya. Dialog antar pemikiran setajam apapun boleh,
namun begitu berubah jadi kekerasan maka pelakunya berhadapan dengan negara dan
hukum.
Pendidikan Sebagai
Eskalator Ekonomi
Janji kemerdekaan untuk
pencerdasan warga negara diwujudkan Anies dalam beberapa inisiatif. Menurut
Anies Baswedan selama empat atau lima dekade terakhir, pendidikan menjadi
eskalator sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Ia mencontohkan, kelas menengah
atas Indonesia saat ini adalah kelas menengah ke bawah dulunya. Karena
pendidikan khususnya pendidikan tinggi-lah status sosial ekonomi dapat naik.
Berbeda dengan beberapa
dekade lalu, kini eskalator ini tidak bisa lagi dinaiki semua orang karena
tingginya biaya pendidikan dan akses pendidikan yang terbatas. Untuk mengatasi
maslaha tersebut, Anies Baswedan menelurkan beberapa insiatif pendidikan yang
menciptakan perubahan positif di masyarakat.
Indonesia Mengajar
Indonesia Mengajar
mengirimkan memiliki dua tujuan utama. Pertama adalah mengirim anak-anak muda
terbaik bangsa yang disebut sebagai Pengajar Muda (PM) untuk mengajar selama
satu tahun di Sekolah Dasar di desa-desa terpencil di penjuru negeri. Tak hanya
mengajar para PM juga berinteraksi langsung dengan pemangku kepentingan di
daerah dan masyarakat.
Kedua, menciptakan
calon pemimpin yang memiliki pemahaman akar rumput dan kompetensi global.
Dengan bekal pendidikan dan organisasi yang dimiliki oleh para PM ditambah
interaksinya dengan masyarakat akar rumput selama satu tahun membuat PM
memberikan pengalaman kepemimpinan nyata dan pemahaman empatik yang tinggi bagi
yang melaluinya. Dimulai pada tahun 2010 kini Indonesia Mengajar telah memberangkatkan
lebih dari 200 PM ke 17 kabupaten yang tersebar dari barat sampai timur Indonesia.
Indonesia Menyala
Program Indonesia
Menyala berawal dari hasil pengamatan sejumlah Pengajar Muda sejak mereka
ditempatkan pada November 2010. Mereka melihat bahwa mayoritas anak didik
mereka kekurangan bahan bacaan yang bermutu. Melihat kebutuhan tersebut dan
kesadaran atas pentingnya buku untuk teman-teman di pelosok, maka program
Indonesia Menyala diluncurkan pada 15 April 2011.
Indonesia Menyala
membentuk perpustakaan-perpustakaan yang bertempat di wilayah penempatan
Pengajar Muda. Perpustakaan Indonesia Menyala terdiri dari dua bentuk yakni
perpustakaan tetap dan perpustakaan berputar.
Perpustakaan tetap
yaitu perpustakaan yang berisikan buku yang hanya digunakan di satu sekolah
penempatan. Sedangkan, perpustakaan berputar, berbentuk sebuah tas yang dibawa
keliling oleh Pengajar Muda untuk dibaca oleh masyarakat sekitar. Indonesia
Menyala menghilangkan sekat besar akses terhadap bacaan yang terbatas pada masyarakat
masyarakat pedesaan di Indonesia, sehingga semakin meneguhkan bahwa pendidikan
adalah hak yang harus diterima setiap masyarakat.
Kelas Inspirasi
Kelas Inspirasi
mengundang para profesional yang sukses karena pendidikan untuk turun tangan
berbagi cerita dan pengalaman kerja selama satu hari pada hari yang disebut
dengan Hari Inspirasi. Tujuan Kelas Inspirasi ada dua yaitu menjadi wahana bagi
sekolah dan siswa untuk belajar dari para profesional, serta agar para
profesional, khususnya kelas menengah secara lebih luas dapat belajar mengenai
kenyataan dan fakta mengenai kondisi pendidikan kita.
Dengan Kelas Inspirasi
diharapkan terjalin relasi yang dapat terus menerus sekolah dan kelas menengah
pelihara. Hal ini sebagai wujud jendela komunikasi antara profesional sebagai
kelas menengah dan dunia pendidikan di SD negeri sebagai salah satu area yang
perlu diadvokasi dan dikembangkan terus menerus. Sehingga dengan itu diharapkan
mampu mendorong kalangan profesional untuk berperan aktif dalam pendidikan
melalui kegiatan serupa
Kualitas Manusia
Indonesia
Salah satu janji
kemerdekaan adalah janji kesejahteraan. Menurut Anies Baswedan titik berangkat
kesejahteraan bukan seperti dalam perspektif lama yakni Sumber Daya Alam (SDA),
titik berangkatnya adalah kesadaran bahwa garda terdepan untuk meraih
kemenangan adalah kualitas manusia.
Ia menggunakan istilah
kualitas manusia bukan kualitas sumber daya manusia. Hal tersebut dikarenakan
karena manusia Indonesia tidak boleh dipandang semata-mata sebagai sumber daya.
Kualitas manusia ini hanya bisa diraih lewat pendidikan yang berkualitas.
Pendidikan berkualitas itu sebab utamanya bukan karena gedung, buku, kurikulum atau
bahasa yang berkualitas.
Untuk mendorong hal
tersebut menurutnya kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang
menggerakkan manusia Indonesia. Kepemimpinan yang menginspirasi, bukan
mendikte. Kepemimpinan yang bersifat patron-client tidak lagi cocok untuk
kondisi Indonesia saat ini. Yang lebih cocok menurut Anies adalah kepemimpinan
yang mampu membuat orang bergerak, turun tangan dan berkontribusi untuk
menyelesaikan masalah.
Gerakan Anti Korupsi
Yang juga menjadi
perhatian Anies Baswedan soal belum terlunasinya janji kesejahteraan adalah
praktik korupsi di Indonesia. Ia beberapa kali bergabung menjadi aktivis anti
korupsi atas undangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Tim 8 KPK
Pada 2010 Anies
Baswedan tergabung dalam Tim Verifikasi Fakta dan Hukum atau dikenal dengan Tim
8 yang diketuai Adnan Buyung Nasution untuk meneliti kasus dugaan kriminalisasi
terhadap Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah. Nama kedua pemimpin Komisi
ini ramai dikaitkan dalam perseteruan Kepolisian versus KPK – yang populer
dengan sebutan “Cicak versus Buaya” – ketika itu.
Ketua Komite Etik KPK
Februari 2013 Anies
Baswedan diminta oleh KPK untuk memimpin Komite Etik KPK – tim ad hoc bentukan
pemimpin antirasuah itu. Tugas Komite ini adalah memeriksa ihwal bocornya surat
perintah penyidikan (sprindik) kasus korupsi proyek Hambalang atas nama
tersangka Anas Urbaningrum.
Pemahaman Akar Rumput
dan Kompetensi Global
Salah satu janji
kemerdekaan adalah janji berperan dalam tingkat global. Menurut Anies Baswedan
dahulu pada saat Sumpah Pemuda misalnya seorang Jawa atau Sunda menjadi
Indonesia tanpa kehilangan Jawa atau Sundanya, sekarang kesadaran seperti itu
adalah bahwa kita juga warga dunia. Menurutnya kesadaran yang saat ini
diperlukan adalah kesadaran melampaui Indonesia (beyond Indonesia).
Kepada para mahasiswa
Anies sering mengatakan kompetitor mereka bukan lagi dari Universitas yang
berada di negeri ini. Kompetitor mahasiswa itu adalah lulusan Melbourne, AS,
Tokyo, dan lain-lain yang memiliki kemampuan bahasa, ilmu pengetahuan, dan
jaringan internasional.
Menurutnya yang penting
untuk dimiliki saat ini adalah kompetensi yang bersifat global dan pemahaman
akan permasalahan akar rumput yang nyata terjadi di masyarakat. Istilah yang
kerap ia kemukakan adalah grass roots understanding and world class competence
(pemahaman akar rumput dan kompetensi tingkat dunia).
Terpilih Jadi Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan bersama Sandiaga Uno maju ke putaran 2 Pilkada DKI 2017 dan berhasil mengalahkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.
Beberapa program yang cukup mendapat
perhatian dan mendatangkan kontroversi adalah:
DP Nol
Anies menjanjikan
kemudahan bagi warga DKI Jakarta untuk memiliki rumah dengan DP ringan, bahkan
nol. Program ini diklaim menarik bagi rakyat karena sulitnya menemukan rumah
terjangkau di Jakarta.
Namun program ini mengundang banyak kritik dan diketahui memiliki ketidakkonsistenan. Anies awalnya mengajukan nama DP Nol Persen, namun kemudian dianggap melanggar aturan BI.
Ia kemudian mengubahnya
menjadi DP Nol Rupiah, dan kemudian DP Nol, dengan membuat klaim bahwa
masyarakat menyalahartikan idenya dan bahwa DP Nol Rupiah tidak sama dengan
larangan BI mengenai cicilan DP Nol Persen.
Anies juga dianggap
tidak konsisten apakah rumah yang ditawarkan tersebut rumah tapak atau rumah
susun. Ia berkelit bahwa Pemprov DKI nantinya tidak akan membangunkan rumah,
namun hanya memfasilitasi berbagai transaksi perumahan, sehingga tidak masalah
apakah rumahnya rumah tapak atau rumah susun.
Namun ini kemudian
diralat lagi oleh Sandi bahwa program ini mirip dengan program rumah susun di
Singapura, di mana program tersebut berupa pemerintah membangunkan rumah, bukan
menjadi fasilitator pembiayaan.
Ide DP Nol Anies
dianggap tidak masuk akal karena cicilan DP nya sendiri dianggap berat untuk
dipenuhi oleh rakyat kecil, sebesar Rp 2,3 juta rupiah per bulan. Kemudian
Anies Sandi dianggap tidak sanggup menunjukkan di wilayah mana program tersebut
diwujudkan, dengan pertimbangan adanya lahan kosong cukup luas untuk
memfasilitasi program mengatasi backlog 1,3 juta rumah.
Ia menegaskan bahwa bank yang akan terlibat
dalam membantu rakyat menikmati DP Nol, namun dikritik karena secara total
puluhan triliun uang yang dibutuhkan tidak sesuai dengan kekuatan finansial
Bank DKI yang digadang akan membantu program ini.
Hingga akhir tahun
2019, hanya 780 unit dari target 232.000 unit yang telah terwujud.
Penghargaan
Nasional
Harian Rakyat Merdeka
menganugerahkan The Golden Awards pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) harian
ini yang ke 14 pada Juni 2013. Anies dipilih atas inspirasinya di bidang
pendidikan melalui Gerakan Indonesia Mengajar. Selain Anies tokoh yang mendapatkan
penghargaan ini adalah Johan Budi SP (Juru Bicara KPK) dan Ignasius Jonan
(Dirut PT KAI).
Pada Agustus 2013,
Anies Baswedan mendapatkan Anugerah Integritas Nasional dari Komunitas
Pengusaha Antisuap (Kupas) serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
Penilaian ini didasari atas survey yang dilakukan pada 2012 tentang persepsi
masyarakat terhadap sejumlah tokoh nasional. Anies terpilih bersama beberapa
tokoh lain seperti Komaruddin Hidayat, Abraham Samad, serta Mahfud MD. Menurut
Ketua Kupas Ai Mulyadi Mamoer, mereka yang terpilih adalah mereka yang jujur,
bertanggungjawab, visioner, disiplin, bisa bekerja sama, adil dan peduli.
Dompet Dhuafa
memberikan penghargaan Dompet Dhuafa Award 2013 kepada Anies Baswedan pada Juli
2013. Penghargaan ini diberikan kepada tokoh-tokoh yang dinilai telah
memberikan inspirasi kebajikan bagi masyarakat dan berkontribusi bagi bangsa.
Anies Baswedan menerima
penghargaan kategori pendidikan. Ia dipilih karena usahanya melunasi janji
kemerdekaan di bidang pendidikan melalui Gerakan Indonesia Mengajar. Selain
Anies Baswedan beberapa tokoh menerima penghargaan ini antara lain, Jusuf Kalla
(Mantan Wakil Presiden), Warsito Purwo (Ketua Umum Masyarakat dan Ilmuwan
Teknologi Indonesia), serta Irma Suryati (penggerak kaum difabel).
Anies Baswedan juga
menerima penghargaan Tokoh Inspiratif dalam Anugerah Hari Sastra Indonesia.
Penghargaan ini diberikan pada saat perayaan Hari Sastra Nasional pada 3 Juli
2013 di Balai Budaya Pusat Bahasa, Rawamangun, Jakarta. Anies mendapat
penghargaan kategori tokoh inspiratif. Anies dirasa memiliki track record serta
kepedulian dalam memperjuangkan kemajuan untuk Indonesia.
Internasional
Gerald Maryanov Award
Pada 2004 Anies
Baswedan menerima penghargaan Gerald Maryanov Fellow dari Departemen Ilmu
Politik Universitas Northern Illinois.
100 Intelektual Publik
Dunia
Pada 2008 Majalah
Foreign Policy memasukkan Anies Baswedan dalam 100 Intelektual Publik Dunia.
Anies merupakan satu-satunya orang Indonesia yang masuk pada daftar hasil rilis
majalah tersebut. Dalam daftar itu nama Anies sejajar dengan tokoh dunia
seperti Noam Chomsky (tokoh perdamaian), para penerima nobel seperti Shirin
Ebadi, Al Gore, Muhammad Yunus, dan Amartya Sen.
Young Global Leaders
Jiwa kepemimpinan Anies
Baswedan juga membuahkan hasil dengan hadirnya nama Anies dalam salah satu
Young Global Leaders pada Februari 2009 yang diberikan oleh World Economic
Forum.
20 Tokoh Pembawa
Perubahan Dunia
Dua tahun berselang
setelah mendapat penghargaan 100 Intelektual Publik Dunia, pada April 2010,
Anies Baswedan terpilih sebagai satu dari 20 tokoh yang membawa perubahan dunia
untuk 20 tahun mendatang versi majalah Foresight yang terbit di Jepang.
Dalam edisi khusus “20
orang 20 tahun”, Majalah ini menampilkan 20 tokoh yang diperkirakan akan
menjadi perhatian dunia. Mereka akan berperan dalam perubahan dunia dua dekade
mendatang. Menurut majalah itu Anies Baswedan dinilai sebagai salah satu tokoh
calon pemimpin Indonesia masa mendatang.
Nama Anies berdampingan
dengan Vladimir Putin (Perdana Menteri Rusia), Hugo Chavez (Mantan Presiden
Venezuela), David Miliband (Menteri Luar Negeri Inggris), Rahul Gandi (Sekjen
Indian National Congress India), serta Paul Ryan (politisi muda Partai Republik
dan anggota House of Representative AS).
PASIAD Education Award
Anies Baswedan menerima
penghargaan dari The Association of Social and Economic Solidarity with Pacific
Countries (PASIAD) kategori Pendidikan dari Pemerintah Turki pada tahun 2010.
Penghargaan ini diberikan kepada pengajar, pelajar maupun individu yang telah
berkontribusi untuk dunia pendidikan. Anies Baswedan menerima penghargaan ini
karena telah membuat anak-anak muda terbaik untuk mengajar di daerah terpencil
yang jauh dari akses pendidikan melalui program Indonesia Mengajar.
Nakasone Yasuhiro Award
Anies Baswedan menerima
Nakasone Yasuhiro pada Juni 2010. Penghargaan ini diberikan langsung oleh
Mantan Perdana Menteri Jepang, Yasuhiro Nakasone. Penghargaan ini diberikan
kepada orang-orang visioner yang membawa perubahan dan memiliki daya dobrak,
demi tercapainya abad 21 yang lebih cerah. Anies dirasa adalah salah satu sosok
visioner tersebut. Hanya beberapa orang asal Indonesia yang pernah menerima
penghargaan bergengsi ini, seperti Rizal Sukma (Peneliti CSIS) dan Wayan Karna
(Dekan ISI Denpasar).
500 Muslim Berpengaruh
di Dunia
Penghargaan yang diterima Anies Baswedan juga hadir dari kawasan Timur Tengah. The Royal Islamic Strategic Studies Center, Jordania, memasukkan nama Anies dalam daftar The 500 Most Influential Muslims pada Juli 2010. Penghargaan ini diberikan untuk 500 tokoh Muslim paling berpengaruh di dunia.***
Referensi :
- http://www.aniesbaswedan.com/
- Wikipedia
Tidak ada komentar: